TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu meresmikan RW 4 Kelurahan Dadapsari,Kecamatan Semarang Utara sebagai kampung Keluarga Berencana (KB) Kota Semarang, Selasa(5/4/2016).
Kegiatan ini dihadiri pula oleh kepala perwakilan BKKBN provinsi Jawa Tengah,Kepala Badan P3AKB Provinsi Jawa Tengah, ketua TP PKK Kota Semarang, para kader lapangan KB, kader PPKBD dan sub PPKBD Kota Semarang. Pencanangan ditandai dengan pemukulan gong dan peninjauan ke lokasi di wilayah RW IV oleh Wakil Walikota.
Secara umum, RW 4 kelurahan Dadapsari memiliki 7 RT dengan jumlah 233 KK, 761 jiwa yang terdiri atas 371 laki-laki dan 390 perempuan. Adanya kampung KB ini diharapkan dapat meningkatkan peran warga sekaligus tokoh masyarakat dalam pengelolaan dan keberhasilan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Diharapkan pula dengan adanya kampung KB ini dapat meningkatkan capaian program dan yang terpenting menjadikan program KKBPK sebagai budaya masyarakat. Kabid pengendalian kependudukan BKKBN Provinsi Tengah, Sambito dalam sambutannya menyampaikan bahwa program kampung KB merupakan tindak lanjut arahan presiden sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bermukim di wilayah padat penduduk, tertinggal dan terpencil. Arahan pula dari presiden, agar program ini difokuskan pada masyarakat kurang mampu dan tidak memiliki akses fasilitas kesehatan.
"Diharapkan launching ini dapat ditindaklanjuti dengan pendampingan dan evaluasi secara periodik sehingga dapat termonitor sekaligus ditindaklanjuti dengan pembentukan kampung KB di kelurahan lain yang ada di Kota Semarang," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tribun Jateng. Sementara itu, Hevearita atau akrab disapa Ita, dalam sambutannya menyampaikan jumlah penduduk Kota Semarang saat ini mencapai 1,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,11%. Data lain menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Semarang sebanyak 262.780 dan jumlah peserta aktif KB sebanyak 200.235.
"Hal ini menunjukkan masih diperlukan adanya peningkatan program Keluarga Berencana sehingga benar-benar dapat memberikan hasil optimal bagi peningkatan kesejahteraan keluarga," ujarnya. Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan program KB tidak hanya untuk mengendalikan jumlah penduduk saja melainkan untuk pemberdayaan dan perencanaan keluarga. "Artinya KB merupakan investasi masa depan dengan sasaran akhir sebagai solusi tepat guna mengatasi masalah kependudukan yang mempunyai implikasi luas terhadap perubahan sosial di segala bidang seperti pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, sandang, pangan serta keamanan yang berpengaruh terhadap stabilitas dan pelaksanaan pembangunan," ujarnya.
Lebih lanjut, melalui momentum pencanangan Kampung KB ini, diharapkan adanya sinergitas dan revitalisasi program KB dari semua unsur masyarakat dan seluruh stakeholder. Disamping itu, sosialisasi, komunikasi dan edukasi tentang program KB kepada masyarakat juga diminta dapat ditingkatkan. "Jangan berhenti pada pencanangan kali ini saja, namun setelah ini harus ada aksi dan gerakan nyata untuk merealisasikan program-program KB," kata Ita.
Ke depan, menurut Ita, Indonesia akan memperoleh bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dari penduduk non produktif. Oleh karena itu, keberadaan Kampung KB diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup khususnya warga Kota Semarang. Lewat adanya kampung KB, bonus demografi harus bisa menjadi berkah bukan musibah.
Sumber: http://jateng.tribunnews.com/
0 komentar:
Posting Komentar