Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial. Pada saat sebuah lembaga mulai membentuk kepribadian seseorang dalam hal-hal penting, maka disinilah keluarga itu berperan dengan mengajarkan berbagai kemampuan dan menjalankan banyak fungsi-fungsi sosialnya. Hal tersebut penting untuk ditanamkan dan dikembangkan setiap anggota keluarga guna menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan rasa puas dan lingkungan sosial yang sehat untuk tercapainya keluarga yang sejahtera.
Untuk mencapai kondisi tersebut, maka setiap keluarga harus menerapkan fungsi-fungsi keluarga didalam kehidupan keluarganya. Fungsi keluarga tersebut dikenal sebagia "Delapan Fungsi Keluarga" dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat, acuan dan pola hidup setiap keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang sejahtera dan berkualitas.
Adapun "Delapan fungsi keluarga" tersebut adalah:
1. Fungsi Agama
2. Fungsi Sosial-Budaya
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
4. Fungsi Perlindungan
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Lingkungan
Dua dari fungsi keluarga tersebut, yaitu fungsi agama dan sosial-budaya dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Agama
Apa yang dimaksud dengan menerapkan fungsi Agama di dalam keluarga?
Merujuk pada pengertinnya, agama itu sendiri merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia
yang ada sejak dalam kandungan. Dan keluarga adalah tempat pertama seseorang dalam mengenal
agama. Dari situlah, keluarga memiliki peran dalam menanamkan, menumbuhkan serta
mengembangkan nilai-nilai agama sehingga menciptakan generasi yang berakhlak baik dan
bertaqwa. Adapun nilai-nilai agama tersebut antara lain :
a. Iman
b. Taqwa
c. Kejujuran
d. Tenggang Rasa
e. Rajin
f. Kesalihan
g. Ketaatan
h. Suka Membantu
i. Disiplin
j. Sopan Santun
k. Sabar dan Ikhlas
l. Kasih Sayang
2. Fungsi Sosial-Budaya
Bagaimana menerapkan fungsi sosial-budaya dalam keluarga?
Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbudaya. Dengan demikian, keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai
sosial budaya kepada anak-anaknya. Penerapan nilai-nilai dalam fungsi sosial budaya yang dapat
ditanamkan dikehidupan keluarga antara lain:
a. Menanamkan nilai toleransi dan saling menghargai
Keluarga dapat memulai menanamkan nilai tersebut dengan cara memberi kesempatan kepada
anak untuk bermain dan beraktifitas dengan orang lain yang berbeda, misalnya pada saat
memilih tempat berlibur, pilihlah tempat yang populasinya beragam.
Apabila dalam prosesnya kita mengetahui anak menolak pertemanan berdasarkan alasan
perbedaan warna kulit, agama, ataupaun status sosial kepada teman barunya, maka memberi
pemahaman yang lebih lanjut adalah tugas dari keluarga.
b. Menanamkan nilai gotong royong
Sebagai orang tua memberikan contoh interaksi antara ibu dan ayah dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari dapat dijadikan tealdan dalam menanamkan nilai gotong royong. Selain
itu, menanamkan nilai gotong royong dapat juga dilakukan dengan memberikan contoh
menolong orang yang sedang kesusahan.
c. Menanamkan nilai Sopan Santun
Anak merupakan peniru ulung, maka dari itu nilai-nilai sopan santun dapat ditanamkan kepada
anak dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu mengajarkan anak 3 kata penting juga harus diterapkan dalam keluarga, yaitu "tolong", "terima kasih" dan yang
terakhir adalah "maaf". Penanaman nilai sopan santu tersebut haruslah konsisten agar
terbentuk karakter anak yang beretika dimasyarakat.
d. Menanamkan nilai Kebersamaan dan Kerukunan
Nilai kebersamaan dan kerukunan dapat diterapkan keluarga dari hal-hal yang kecil misalkan
dalam menerapkan waktu makan. Orang tua harus menerapkan waktu makan bersama dengan
anak setiap pagi dan malam hari, dari sinilah anak akan belajar mengenai kebersamaan dengan
ayah dan ibunya. Selain itu, membiasakan komunikasi dengan anak diera saat ini sangat
penting. Besarnya arus pergaulan menunutut orang tua untuk senantiasa membuka
komunikasi dengan anaknya. Hal tersebut bisa dimulai dengan mengobrol setiap kali anak
pulang sekolah.
e. Menanamkan nilai kepedulian
Orang tua dapat memulai sikap peduli dengan cara penteladanan. Mulai dari menanamkan rasa
saling menghargai dan menghormati segala perbedaan baik karakter, hobi maupun kesukaan.
Hal tersebut juga bisa orang tua tanamkan dengan mengajak anak-anak ke tempat rekreasi
cagar budaya, tempat kesenian atau seni patung.
Kurang lengkap pak ibu uraian / penjelasan 8 fungsi keluarga
BalasHapus