Kampung KB

Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (dua kanan) bersama Ketua BKKBN Surya Chandra Suripaty

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 30 Maret 2016

Kampung KB Selaraskan Lintas Sektor






KAMPUNG KB: Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (dua kanan) bersama Ketua BKKBN Surya Chandra Suripaty (dua kiri), menandatangani prasasti pencanangan Kampung KB dan PIN Polio 2016 di Desa Penarungan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/3). 
indopos.co.id – Kampung Keluarga Berencana atau Kampung KB menjadi salah satu wadah strategis dalam upaya menyelaraskan program-program lintas sektor lainnya. Seperti Program 1000 Hari Pertama Ke hidu pan (HPK), Rumah Sehat, Genre (Generasi Berencana), dan Gerakan Masyarakat Sehat.
Dengan keselarasan itu diharapkan masyarakat di Kampung KB memperoleh fasilitas dan pembinaan yang berkelanjutan didalam membangun keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Demikian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat pencanangan Kampung KB dan Pekan Imunisasi Na sional Polio di Banjar Uma Anyar, Desa Pe narungan Kecamatan Mengwi, Kabu paten Badung, Provinsi Bali, Minggu (13/3).
”Upaya pencanangan kampung KB ini dilakukan karena Bali harus ikut berperan serta dan berpartisipasi dalam upaya pemenuhan bonus demografi yang akan didapatkan pastinya Tahun 2020 hingga 2035,” ucap Puan.

Pencanangan juga dihadiri Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty, Bupati Badung Bali, I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa dan segenap jajaran SKPD Provinsi Bali itu. Menko PMK menambahkan, apabila Bali mampu memenuhi upaya mendukung pro gram pemerintah dalam menargetkan bo nus demografi, itu maka Bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang kuat. Upaya ini harus dimulai dari merencanakan kelahiran anak, karena ini menjadi acuan terlaksana atau tidaknya program KB itu. ”Oleh sebab itu, bukan hanya ibuibu saja yang harus KB. Namun, peran ba pak juga harus ikut menyukseskan program KB yang dicanangkan pemerintah se cara nasional,” tambahnya.
”Kampung KB akan diselenggarakan di setiap kabupaten dan kota oleh Gubernur, Bu pati, dan Walikota di seluruh Indonesia. Pem bentukan Kampung KB dilaksanakan de ngan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat itu sendiri de ngan bimbingan, pembinaan, dan fasilita si dari pemerintah dan pemerintah daerah,” jelas Puan.

Menko menambahkan, partisipasi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat mutlak diperlukan untuk menjamin agar Kampung KB dapat berjalan dengan baik. Karena itu, Puan meminta perhatian dan dukungan semua pihak agar jangan sampai Kampung KB berhenti setelah dicanangkan. ”Merupakan hak bagi setiap masyarakat untuk memiliki keluarga dan keluarganya hidup sejahtera. Oleh karena itulah maka pembinaan masyarakat dalam kegiatan Kampung KB diarahkan juga pada upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam berkeluarga harus merencanakan bagaimana hidup keluarga yang sejahtera, merencanakan kemandirian ekonomi keluarga, merencanakan ke luarga yang berpendidikan, dan merencanakan keluarga yang sehat,” beber Puan.

Puan menambahkan, keberhasilan program keluarga berencana tersebut akan memberikan manfaat bagi generasi masa depan dan negara dalam mengelola kehidu pan yang lebih sejahtera. Dia juga menjelaskan, Pekan Imunisasi Na sional (PIN) Polio secara Nasional dilaksanakan secara serentak pada tanggal 8–15 Maret 2016 di seluruh tanah air. Program itu telah dicanangkan oleh Ibu Negara Iriana Jokowi pada tanggal 8 Maret la lu di Solo. Sedangkan untuk Provinsi Ba li, karena terkait adanya hari Libur dalam Rangka Perayaan Hari Raya tahun Sa ka 1938 pencanangan di Kabupaten Badung dilaksanakan Minggu (13/3).

”Pekan Imunisasi Nasional Polio Tahun 2016 ini sangat penting bagi kesehatan anak-anak generasi penerus kita, oleh karena itu saya mengajak agar semua pihak dapat melakukan upaya dan memberikan dukungan bagi kesuksesan PIN Polio ini. Sa ya serukan kepada bapak dan ibu agar semua anak balita khususnya di Ka bu pa ten Badung dan di Provinsi Bali pada umum nya dibawa ke Pos PIN yang terdekat untuk memperoleh tetesan vaksin po lio, sejak mulai dicanangkan hari ini sampai nanti tanggal 22 Maret,” imbau Menko PMK. (jpnn)

sumber: www.bkkbn.go.id
Share:

Selasa, 29 Maret 2016

Tanamkan 8 Fungsi Keluarga

         
       
                Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial. Pada saat sebuah lembaga mulai membentuk kepribadian seseorang dalam hal-hal penting, maka disinilah keluarga itu berperan dengan mengajarkan berbagai kemampuan dan menjalankan banyak fungsi-fungsi sosialnya. Hal tersebut penting untuk ditanamkan dan dikembangkan setiap anggota keluarga guna menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan rasa puas dan lingkungan sosial yang sehat untuk tercapainya keluarga yang sejahtera.
                Untuk mencapai kondisi tersebut,  maka setiap keluarga harus menerapkan fungsi-fungsi keluarga didalam kehidupan keluarganya. Fungsi keluarga tersebut dikenal sebagia "Delapan Fungsi Keluarga" dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat, acuan dan pola hidup setiap keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang sejahtera dan berkualitas.

Adapun "Delapan fungsi keluarga" tersebut adalah:
1. Fungsi Agama
2. Fungsi Sosial-Budaya
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
4. Fungsi Perlindungan
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Lingkungan

Dua dari fungsi keluarga tersebut, yaitu fungsi agama dan sosial-budaya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Fungsi Agama
    
    Apa yang dimaksud dengan menerapkan fungsi Agama di dalam keluarga?
    
    Merujuk pada pengertinnya, agama itu sendiri merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia
    yang ada sejak dalam kandungan. Dan keluarga adalah tempat pertama seseorang dalam mengenal
    agama. Dari situlah, keluarga memiliki peran dalam menanamkan, menumbuhkan serta
    mengembangkan nilai-nilai agama sehingga menciptakan generasi yang berakhlak baik dan 
    bertaqwa. Adapun nilai-nilai agama tersebut antara lain :
    a. Iman
    b. Taqwa
    c. Kejujuran
    d. Tenggang Rasa
    e. Rajin
    f.  Kesalihan
    g. Ketaatan
    h. Suka Membantu
    i.  Disiplin
    j.  Sopan Santun
    k. Sabar dan Ikhlas
    l.  Kasih Sayang 

2. Fungsi Sosial-Budaya
    
    Bagaimana menerapkan fungsi sosial-budaya dalam keluarga?

    Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat dan     
    berbudaya. Dengan demikian, keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai 
    sosial budaya kepada anak-anaknya. Penerapan nilai-nilai dalam fungsi sosial budaya yang dapat 
    ditanamkan dikehidupan keluarga antara lain:
    a.   Menanamkan nilai toleransi dan saling menghargai
          Keluarga dapat memulai menanamkan nilai tersebut dengan cara memberi kesempatan kepada 
          anak untuk bermain dan beraktifitas dengan orang lain yang berbeda, misalnya pada saat 
          memilih tempat berlibur, pilihlah tempat yang populasinya beragam. 
          Apabila dalam prosesnya kita mengetahui anak menolak pertemanan berdasarkan alasan       
          perbedaan warna kulit, agama, ataupaun status sosial kepada teman barunya, maka memberi 
          pemahaman yang lebih lanjut adalah tugas dari keluarga.  
   
   b.    Menanamkan nilai gotong royong
          Sebagai orang tua memberikan contoh interaksi antara ibu dan ayah dalam melaksanakan 
          kegiatan sehari-hari dapat dijadikan tealdan dalam menanamkan nilai gotong royong. Selain 
          itu, menanamkan nilai gotong royong dapat juga dilakukan dengan memberikan contoh 
          menolong  orang yang sedang kesusahan.  

   c.    Menanamkan nilai Sopan Santun
          Anak merupakan peniru ulung, maka dari itu nilai-nilai sopan santun dapat ditanamkan kepada 
          anak dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu mengajarkan anak 3             kata penting juga harus diterapkan dalam keluarga, yaitu "tolong", "terima kasih" dan yang 
          terakhir adalah "maaf". Penanaman nilai sopan santu tersebut haruslah konsisten agar 
          terbentuk karakter anak yang beretika dimasyarakat.

   d.    Menanamkan nilai Kebersamaan dan Kerukunan
          Nilai kebersamaan dan kerukunan dapat diterapkan keluarga dari hal-hal yang kecil misalkan 
          dalam menerapkan waktu makan. Orang tua harus menerapkan waktu makan bersama dengan   
          anak setiap pagi dan malam hari, dari sinilah anak akan belajar mengenai kebersamaan dengan 
          ayah dan ibunya. Selain itu, membiasakan komunikasi dengan anak diera saat ini sangat 
          penting. Besarnya arus pergaulan menunutut orang tua untuk senantiasa membuka 
          komunikasi dengan anaknya. Hal tersebut bisa dimulai dengan mengobrol setiap kali anak 
          pulang sekolah.

   e.    Menanamkan nilai kepedulian
          Orang tua dapat memulai sikap peduli dengan cara penteladanan. Mulai dari menanamkan rasa 
          saling menghargai dan menghormati segala perbedaan baik karakter, hobi maupun kesukaan. 
          Hal tersebut juga bisa orang tua tanamkan dengan mengajak anak-anak ke tempat rekreasi 
          cagar budaya, tempat kesenian atau seni patung.  
Share:

Rabu, 23 Maret 2016

Jokowi: Keluarga Sehat dan Sejahtera Lahirkan Generasi Berkualitas

 Jakarta, HanTer - Presiden Joko Widodo mengemukakan, dunia sekarang berubah semakin ekstrem, semakin komplek, dan tantangan ke depan pasti semakin berat. Semua itu hanya bisa dihadapi apabila kualitas hidup setiap warga dunia adalah prima. “Hanya ibu yang sehat, anak yang sehat, keluarga yang sehat dan sejahtera dapat melahirkan generasi yang berkualitas, generasi yang berkarakter, generasi yang berbudi luhur, yang cinta sesama manusia,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan International Conference on Family Planning (ICFP) 2016 di Nusa Dua, Bali, Senin (25/1/2016). 

Oleh sebab itu, keluarga berencana, ibu yang sehat, keluarga yang sehat dan sejahtera menjadi sangat penting. “Keluarga berencana menjadi investasi strategis untuk memastikan generasi masa depan, untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan yang berkelanjutan, untuk mencapai keamanan global, serta kemakmuran dunia,” ujarnya seperti dilansir laman Setkab. Presiden menilai, kemajuan yang dicapai dalam keluarga berencana di dunia saat ini adalah berkat kerja keras, berkat ketekunan, dan berkat kepemimpinan orang-orang tulus. “Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah International Conference on Family Planning sekarang ini, dan merasa bangga atas kehadiran Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian,” kata Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan peserta konferensi. 

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa Pemerintah Indonesia juga tengah bekerja keras untuk merevitalisasi Program Keluarga Berencana. Presiden menyadari, bahwa tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia kedepan akan semakin besar. Dalam isu kependudukan, menurut Presiden, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2014-2015 1,32 persen. Artinya, per tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa. Rata-rata tingkat kelahiran per perempuan 2010-2015 sebanyak 2,4 anak atau per perempuan memiliki 2-3 anak. Selain itu, Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, di mana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, lanjut Presiden, Pemerintah Indonesia, selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga. “Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan Program KB, Program Keluarga Berencana. Selain itu juga dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang sebab kalau alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik, akseptor kerap lupa sehingga angka putus keluarga berencana menjadi meningkat,” papar Presiden. 

Menurut Presiden, program kesehatan yang dijalankan pemerintah juga mencakup biaya keluarga berencana yang terjangkau atau bahkan gratis untuk pasangan KB. “Kami lakukan training untuk ribuan dokter dan ibu rumah tangga untuk edukasi masyarakat mengenai keluarga berencana,” ungkap Presiden seraya menyebutkan, pemerintah juga mendorong keterlibatan perempuan Indonesia yang tergabung di dalam Gerakan PKK sebagai motor penggerak posyandu, program KB, maupun dalam menggerakkan program-program kesejahteraan keluarga di seluruh desa di tanah air Indonesia. Selain itu, pemerintah juga mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi keluarga berencana serta menjadikan keluarga berencana sebagai program prioritas di tiap kota atau kabupaten di seluruh tanah air. 

Presiden menegaskan, sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan yang sudah diratifikasi oleh para pemimpin dunia November lalu di PBB,kita harus membangun planet yang kita inginkan pada tahun 2030. Tujuan pembangunan tersebut telah menyatukan kita secara global. Tapi Presiden berpendapat, untuk mencapai tujuan global itu kita harus melakukan tindakan dan program aksi yang bersifat lokal, sampai ke kampung-kampung, sampai ke desa-desa. Karena itu, lanjut Presiden, untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan ekonomi di tiap negara bahkan di tiap daerah, investasi pada keluarga berencana adalah mutlak. Ia menyebutkan, stigma pada perempuan, diskriminasi, bahkan kekerasan pada perempuan juga harus diakhiri. “Saya berharap pada International Conference on Family Planning ini, dibahas landasan-landasan utama untuk mewujudkan visi membangun planet yang kita inginkan tersebut,” pinta Presiden Jokowi. Sebagai langkah awal, lanjut Presiden, perlu dipastikan mengenai akses pelayanan dan alat-alat untuk keluarga berencana. Sehingga para ibu semakin bijak dan berdaya untuk menentukan kapan mereka akan mempunyai anak, juga kelahiran yang aman sehingga ibu dan bayi mempunyai kesempatan terbaik untuk hidup sehat. 

 Sumber : www.harianterbit.com
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Contact

Sekretariat : UPT Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Semarang Utara Alamat : Jl. Taman Brotojoyo No. 2 Semarang 50178

Theme Support